Kanker serviks adalah
kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi
sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Pada usia berapa pun, semua wanita
bisa menderita kanker serviks. Tapi penyakit ini cenderung memengaruhi wanita
yang aktif secara seksual antara usia 30-45 tahun. Kanker serviks sangat jarang
terjadi pada wanita berusia di bawah 25 tahun.


Pada tahap awal,
kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala. Gejala kanker serviks yang
paling umum adalah pendarahan pada vagina yang terjadi setelah berhubungan
seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Meski terjadi
pendarahan, belum berarti Anda menderita kanker serviks. Untuk memastikan
penyebab kondisi Anda, segera tanyakan kepada dokter. Jika dicurigai terdapat
kanker serviks, rujukan menemui dokter spesialis akan diberikan.

Hampir semua kasus
kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. HPV adalah
kumpulan jenis virus yang menyebabkan kutil di tangan, kaki, dan alat kelamin.
HPV sangat umum ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menjadi penyebab
munculnya kanker serviks. Ada banyak jenis HPV dan sebagian besar adalah virus
yang tidak berbahaya. Tapi ada beberapa jenis HPV yang mengganggu sel-sel leher
rahim untuk bisa berfungsi secara normal dan akhirnya bisa memicu kanker.
Dari banyaknya jenis
HPV, ada dua jenis virus HPV yang paling berbahaya, yaitu HPV 16 dan HPV 18.
Kedua jenis virus ini yang menyebabkan 70 persen kasus kanker serviks. Banyak
wanita tidak menyadari telah terinfeksi karena HPV jenis ini tidak menimbulkan
gejala. Penting untuk menyadari bahwa infeksi ini sering terjadi, meski banyak
wanita yang terinfeksi tidak mengalami kanker.
Kondom bisa melindungi
Anda dari HPV saat berhubungan seks, tapi tidak selalu sempurna dalam mencegah
terjadinya infeksi. Saat terinfeksi HPV, sistem kekebalan tubuh wanita mencegah
virus untuk melukai rahim, tapi pada sebagian wanita, virus HPV bisa bertahan
selama bertahun-tahun. Hal ini mengakibatkan sel-sel yang berada di permukaan
leher rahim berubah menjadi sel kanker.
Vaksin untuk mencegah
infeksi HPV yang berisiko menyebabkan kanker sudah tersedia. Vaksinasi HPV yang
saat ini ada adalah vaksin bivalen untuk HPV 16 dan 18 atau vaksin kuadrivalen
untuk HPV 6, 11, 16 dan 18.

Faktor penyebab kanker
serviks ada 6((Cancer.Gov, General Information About Cervical Cancer, diakses
19 Oktober 2014)), berikut daftarnya.
- Berhubungan
badan dengan banyak orang
- Melahirkan
banyak anak.
- Menikah
di usia muda (berhubungan seks di usia muda)
- Merokok
- Menggunakan
kontrasepsi oral (“pil KB”).
- Memiliki
sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Ciri ciri kanker
serviks stadium awal memang tidak dapat dirasakan, hampir mustahil untuk
menemukan adanya tanda terinfeksi kanker di stadium awal.
Dikarenakan tidak ada
tanda yang berarti pada tahap awal, wanita di sarankan untuk melakukan tes
rutin seperti pemeriksaan sel HPV pada leher rahim apakah normal atau tidak.
Prognosis (kesempatan pemulihan) yang tidak lain adalah kesempatan untuk sembuh
akan sangat besar jika sel tersebut ditemukan di awal.
Jadi jika anda telah
merasakan bahwa memiliki faktor tinggi terkena kanker serviks, sebaiknya anda
memeriksakan dengan test pap smear atau dengan melakukan screaning lainnya
untuk mengetahui perkembangan sel seputar leher rahim.

Gejala kanker serviks
terdiri dari 6 indikasi ((Cancer net, Cervical Cancer: Symptoms and Signs,
diakses 19 Oktober 2014)), cermati tanda ini dan lakukan konsultasi lanjutan
jika anda mengalaminya.
- Pendarahan
Pada Vagina, (ini tanda paling umum)
Perdarahan vagina yang tidak teratur atau tidak normal (bukan haid) adalah ciri yang paling umum dari kanker serviks. Pendarahan dapat terjadi antara periode menstruasi atau setelah berhubungan badan atau kapan pun selama tidak berhubungan dengan masa atau siklus mens anda. Kadang-kadang pendarahan pada vagina ini menunjukkan terdapat keputihan yang sedikit bercampur dengan darah, selain itu pendarahan saat haid juga akan berlangsung sedikit lebih lama dibandingkan biasanya. Pendarahan vagina juga dapat terjadi pada wanita menopause yang tidak lagi memiliki periode menstruasi. Ini adalah tanda peringatan utama kanker serviks atau masalah lain yang harus anda konsultasikan dengan dokter.

– Datang tidak pada periode haid
– Terjadi pada saat berhubungan badan
– Terjadi setelah masa menepause
– Terdapat campuran keputihan di darah
– Masa haid yang jauh lebih lama dari pada biasanya.
– Terjadi pada saat berhubungan badan
– Terjadi setelah masa menepause
– Terdapat campuran keputihan di darah
– Masa haid yang jauh lebih lama dari pada biasanya.
Jika hal ini terjadi langsung saja
konsultasikan pada dokter spesialis kandungan anda untuk mengetahui lebih detil
mengenai masalah ini.
- Rasa
sakit selama berhubungan suami istri
Jika anda tidak “seperti biasanya” saat melakukan hubungan suami istri dan cenderung sangat sakit tanpa sebab yang berarti. Pastikan anda langsung berkonsultasi dengan dokter terkait agar memeriksakan masalah terkait. Kecenderungan rasa sakit selama berhubungan juga menjadi salah satu faktor yang paling tinggi yang dapat menyebabkan kanker serviks. - Nyeri
di sekitar pinggul
Ops, nyeri pada pinggul juga dapat menjadi faktor penting yang harus diperhatikan dalam hubungannya yang dapat menjadi salah satu ciri umum kanker serviks. - Pendarahan
setelah menopause
Pendarahan setelah menopause pasti harus diperiksa oleh dokter kandungan (Spog) untuk mengetahui penyebab pastinya. Jika tidak pasti lah akan menjadi sesuatu yang mungkin berdampak serius, salah satunya adalah kanker serviks. Ciri pendarahan setelah menopause merupakan salah satu yang sangat umum terjadi pada penderita kanker serviks. - Keputihan
yang abnormal (diluar biasanya)
Anda sering keputihan ? mungkin tidak masalah karena memang bukan gejala penyakit tertentu. Namun jika jumlahnya sangat besar dan tidak seperti biasanya yang sangat mengganggu tentu ada sesuatu yang terjadi. Salah satu yang mungkin anda alami adalah kanker serviks. - Pendarahan
menstruasi yang lebih panjang dan lebih berat dari biasanya
Anda mungkin mengalami masa menstruarsi yang ‘banyak’ pada haris pertama sampai dengan hari ketiga. Namun Jika anda terus ‘banyak’ sampai beberapa hari bahkan berminggu, anda sudah harus curiga dengan penyakit mematikan ini, setidaknya anda mulai melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah itu adalah salah satu gejala kanker serviks.
6 Gejala kanker serviks di atas harus anda
konsultasikan pada dokter terkait, agar dapat diambil tindakan untuk
penyembuhan. Penyembuhan di tahap awal akan jauh lebih mudah dibandingkan
dengan jika telah terinfeksi pada stadium lanjut.

Ciri ciri kanker
serviks stadium lanjut biasanya sangat terlihat mulai dari fisik sampai dengan
bentuk tubuh serta perasaan anda. Berikut adalah ciri cirinya :
- Sakit
Punggung
- Nyeri
tulang atau patah tulang
- Kelelahan
- Keluarnya
urin atau feses dari vagina
- Kehilangan
nafsu makan
- Terjadinya
hematuria atau darah dalam urin.
- Bermasalah
saat buang air kecil karena penyumbatan ginjal atau ureter,
- Perubahan
pada kebiasaan buang air besar dan kecil.
- Penurunan
berat badan.
- Nyeri
pada kaki
- Pembengkakan
pada salah satu kaki.
- Rasa
nyeri pada punggung dan samping, ini disebabkan pembengkakan pada ginjal.
Kondisi ini disebut sebagai hidronefrosis.
12 Ciri ciri di atas
adalah jika kanker serviks anda telah menuju stadium lanjut yang terjadi pada
tahap paling berbahaya.

Stadium awal kanker
serviks hampir mustahil di deteksi dan dirasakan oleh penderitanya, satu
satunya jalan adalah dengan melakukan pemeriksaaan gejala kanker serviks dengan
serangkaian tes.
Berikut adalah
beberapa rangkaian test yang dapat anda lakukan untuk memeriksa apakah
terindikasi terkena kanker leher rahim ini((Cancer.Gov, General Information
About Cervical Cancer, diakses 19 Oktober 2014)).
- Pemeriksaan fisik dan riwayat.
Pemeriksaan kesehatan termasuk virus dan riwayat penyakit. - Pemeriksaan panggul.
Perawat akan memasukkan jari melalui vagina dan tangan di atas perut untuk merasakan ukuran, bentuk, dan posisi uterus dan ovarium. - Tes pap smear.
Tes ini adalah tes untuk mengumpulkan sel dari leher rahim dan vagina, selanjutnya sel tersebut akan di lihat menggunakan microskop untuk mengetahui apakah normal atau tidak. Tes ini merupakan yang paling populer dilakukan di Indonesia. - Tes Human papillomavirus (HPV),
tes ini digunakan untuk memeriksa DNA atau RNA untuk beberapa jenis infeksi HPV. - Kuretase endoserviks.
Sama dengan tes pap dan HPV, sel jaringan di sekitar leher rahim akan diambil dengan kuret untuk selanjutnya di tes menggunakan mikroskop untuk memutuskan apakah ada keanehan atau tidak. - Biopsi,
sebuah prosedur mengambil bagian kecil dari leher rahim sebagai sampel untuk memastikan apakah memang terinfeksi atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar